Fakta singkat tentang Benin:
- Populasi: Sekitar 14,6 juta jiwa.
- Ibu Kota: Porto-Novo (resmi), dengan Cotonou sebagai pusat ekonomi dan kota terbesar.
- Kota Terbesar: Cotonou.
- Bahasa Resmi: Prancis.
- Bahasa Lainnya: Fon, Yoruba, dan berbagai bahasa pribumi.
- Mata Uang: Franc CFA Afrika Barat (XOF).
- Pemerintahan: Republik presidensial kesatuan.
- Agama Utama: Kristen, dengan komunitas Muslim dan Vodun (Voodoo) yang signifikan.
- Geografi: Terletak di Afrika Barat, berbatasan dengan Togo di barat, Nigeria di timur, Burkina Faso dan Niger di utara, serta Samudra Atlantik di selatan. Benin memiliki dataran pantai, sabana, dan wilayah berbukit.
Fakta 1: Voodoo berasal dari Benin
Asal-usul Voodoo (atau Vodun) dapat ditelusuri kembali ke Benin di Afrika Barat, di mana praktik ini telah dilakukan selama berabad-abad sebagai agama tradisional. Vodun di Benin berakar dalam dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Fon dan Yoruba, yang memuja panteon dewa, roh, dan kekuatan leluhur yang kompleks dan menjadi pusat kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam Vodun, para praktisi menyembah dewa tertinggi, bersama dengan berbagai roh yang terkait dengan elemen alam seperti sungai, gunung, dan hutan. Agama ini menekankan keterkaitan antara yang hidup, yang mati, dan yang ilahi, dengan ritual yang mencakup musik, tarian, tabuhan drum, dan persembahan. Upacara-upacara ini bertujuan untuk menghormati roh, mencari perlindungan, dan menjaga keharmonisan antara manusia dan dunia spiritual.
Saat ini, Vodun adalah agama yang diakui secara resmi di Benin, dan negara ini merayakan Hari Voodoo tahunan pada tanggal 10 Januari, menghormati tradisi spiritual berpengaruh yang merupakan bagian kunci dari warisan budaya Benin.

Fakta 2: Wilayah Benin modern dulunya adalah rumah bagi Kerajaan Dahomey
Kerajaan Dahomey didirikan sekitar tahun 1600 dan berpusat di wilayah dekat Abomey saat ini, yang menjadi ibu kotanya dan pusat kehidupan politik dan budaya. Dahomey dikenal karena masyarakatnya yang sangat terstruktur, sistem politik yang kompleks, dan militer yang tangguh.
Salah satu ciri paling terkenal dari kerajaan ini adalah korps elit prajurit wanita, yang sering disebut sebagai “Amazon Dahomey” oleh pengamat Eropa. Para prajurit wanita ini dilatih dengan ketat dan menjadi bagian penting dari militer, dikenal karena keberanian dan disiplin mereka.
Pada akhir abad ke-19, setelah beberapa perang dengan Prancis, Dahomey dikalahkan dan dicaplok oleh Prancis pada tahun 1894, menjadi bagian dari wilayah kolonial Prancis di Afrika Barat.
Fakta 3: Benin telah melestarikan banyak situs yang terkait dengan perdagangan budak di masa lalu
Benin telah melestarikan beberapa situs penting yang terkait dengan perdagangan budak transatlantik, mencerminkan sejarahnya sebagai titik keberangkatan utama bagi orang Afrika yang diperbudak. Situs-situs ini terletak terutama di kota pantai Ouidah, salah satu pelabuhan budak paling terkenal di Afrika Barat, di mana ribuan orang ditangkap dan dikirim melintasi Atlantik dari abad ke-17 hingga ke-19.
Salah satu situs yang paling terkenal adalah Rute Budak, sebuah jalur yang menelusuri langkah terakhir orang Afrika yang ditangkap sebelum mereka dipaksa naik ke kapal budak. Rute ini membentang sekitar empat kilometer, dari pasar budak di Ouidah ke garis pantai, dan mencakup landmark simbolis, seperti Pohon Kelupaan, di mana para tawanan dipaksa berjalan melingkar untuk secara simbolis “melupakan” masa lalu mereka. Di ujung rute berdiri Pintu Tanpa Kembali, sebuah gapura peringatan untuk mengenang mereka yang dibawa pergi dan tidak pernah kembali.
Benin juga telah melestarikan beberapa bangunan bersejarah dan museum yang didedikasikan untuk mengenang perdagangan budak. Museum Sejarah Ouidah, yang berada di bekas benteng Portugis, menawarkan pameran yang merinci perdagangan budak transatlantik dan dampaknya pada masyarakat Afrika.

Fakta 4: Benin adalah salah satu negara Afrika pertama yang menganut demokrasi
Benin diakui sebagai salah satu negara Afrika pertama yang berhasil bertransisi ke demokrasi multi-partai setelah periode pasca-kemerdekaan yang menantang yang ditandai oleh ketidakstabilan politik dan pemerintahan otoriter.
Pada tahun 1991, Benin mengadakan pemilu demokratis pertamanya, dan Nicéphore Soglo terpilih sebagai presiden, menandai berakhirnya pemerintahan Kérékou. Pergantian kekuasaan yang damai ini merupakan tonggak penting, menjadi contoh bagi negara-negara Afrika lain yang berjuang untuk reformasi demokratis. Sejak itu, Benin telah mempertahankan stabilitas politik yang relatif, dengan pemilu reguler dan pergantian kekuasaan yang damai.
Fakta 5: Benin adalah rumah bagi ekosistem liar terbesar di Afrika Barat
Benin, bersama dengan negara tetangga Burkina Faso dan Niger, merupakan bagian dari Kompleks W-Arly-Pendjari (WAP), ekosistem liar terbesar di Afrika Barat. Kawasan lindung lintas batas ini membentang lebih dari 35.000 kilometer persegi (13.500 mil persegi) dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kompleks ini mencakup Taman Nasional W-Arly-Pendjari, yang meluas ke ketiga negara, serta Taman Nasional Arly di Burkina Faso dan Taman Nasional Pendjari di Benin.
Kompleks WAP adalah salah satu kawasan konservasi terpenting di Afrika Barat, rumah bagi beragam satwa liar, termasuk beberapa populasi terakhir mamalia besar di wilayah ini seperti gajah Afrika, singa, macan tutul, cheetah, dan kerbau. Kawasan ini juga dikenal karena kekayaan burung dan spesies unik lainnya yang beradaptasi dengan iklim sabana dan semi-kering.

Fakta 6: Sekitar 40% populasi Benin berusia di bawah 15 tahun
Sekitar 40% populasi Benin berusia di bawah 15 tahun, mencerminkan profil demografis muda negara tersebut. Seperti banyak negara di sub-Sahara Afrika, Benin memiliki tingkat kelahiran yang tinggi, berkontribusi pada populasi yang muda. Usia median di Benin sekitar 18 tahun, jauh lebih rendah daripada di banyak bagian dunia lainnya, yang menunjukkan populasi yang berkembang pesat dengan proporsi tinggi anak-anak dan remaja.
Struktur populasi muda ini menyajikan peluang dan tantangan. Di satu sisi, ini menawarkan potensi tenaga kerja yang besar di masa depan, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jika berpendidikan baik dan bekerja. Di sisi lain, ini menimbulkan tantangan dalam hal menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan peluang kerja yang memadai.
Fakta 7: Istana Kerajaan di ibu kota Abomey adalah Situs Warisan Dunia UNESCO
Istana-istana ini terletak di kota Abomey, yang merupakan ibu kota Kerajaan Dahomey dari abad ke-17 hingga ke-19. Situs ini mencakup dua belas istana yang tersebar di 47 hektar (116 acre), mewakili masyarakat yang kuat dan terorganisir dari Kerajaan Dahomey, yang memerintah sebagian besar wilayah Benin saat ini.
Istana-istana ini terkenal karena arsitektur tanah liat yang unik, relief bas yang didekorasi dengan kaya, dan motif simbolis yang menggambarkan pencapaian, kepercayaan, dan kekuatan raja-raja Dahomey. Setiap istana dibangun oleh penguasa yang berbeda dan mencerminkan kekayaan kerajaan, hierarki sosial yang kompleks, dan hubungan dengan praktik spiritual, termasuk agama Vodun. Istana Kerajaan berfungsi sebagai jantung administratif dan religius Dahomey, serta tempat tinggal raja, keluarganya, dan para pejabatnya.

Fakta 8: Sikap terhadap ular di Benin berbeda dari negara lain
Di Benin, khususnya di kota Ouidah, ular dihormati dan dikaitkan dengan kepercayaan spiritual, terutama dalam agama Vodun (Voodoo). Ular piton khususnya sangat dihormati, karena dianggap sebagai simbol kekuatan, kesuburan, dan perlindungan. Ouidah adalah rumah bagi Kuil Piton, di mana ular piton dipelihara dan dirawat dengan baik, mencerminkan pentingnya mereka dalam praktik keagamaan lokal.
Kuil Piton adalah situs suci di mana para penyembah datang untuk menghormati ular-ular ini, percaya bahwa mereka adalah manifestasi dari dewa Dan, juga dikenal sebagai ular pelangi. Dan dianggap menghubungkan alam spiritual dan duniawi, dan ular piton dipandang sebagai perantara dalam hubungan ini. Orang-orang di Ouidah terkadang membiarkan ular piton berkeliaran bebas di malam hari, dan jika seekor piton masuk ke rumah, itu sering disambut dengan baik daripada disingkirkan, karena dipercaya membawa berkah.
Fakta 9: Di Benin, ada pasar terbuka di hampir setiap lokalitas
Pasar-pasar ini merupakan bagian integral dari budaya Benin, berfungsi sebagai pusat perdagangan yang hidup, interaksi sosial, dan kehidupan komunitas. Orang-orang berkumpul untuk membeli dan menjual berbagai macam barang, termasuk produk segar, tekstil, obat tradisional, rempah-rempah, ternak, dan kerajinan tangan.
Pasar-pasar terbuka ini beroperasi pada hari-hari tertentu dalam seminggu, mengikuti jadwal reguler, dan bukan hanya tempat untuk berdagang tetapi juga pusat sosial penting di mana orang datang untuk bertukar berita, bersosialisasi, dan berpartisipasi dalam praktik budaya. Beberapa pasar yang lebih besar, seperti Pasar Dantokpa di Cotonou, kota terbesar Benin, menarik pedagang dan pembeli dari seluruh negeri dan bahkan negara tetangga.

Fakta 10: Nama Benin berasal dari teluk
Nama “Benin” memang berasal dari Teluk Benin, sebuah teluk besar di pantai Atlantik di Afrika Barat. Negara ini mengadopsi nama ini pada tahun 1975, lima belas tahun setelah memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960, ketika awalnya dikenal sebagai Dahomey—dinamai menurut Kerajaan Dahomey yang secara historis memerintah wilayah tersebut.
Pilihan untuk mengubah nama negara dimaksudkan untuk memberikan identitas nasional yang lebih inklusif, karena “Dahomey” hanya merujuk pada salah satu dari beberapa kelompok etnis dan kerajaan bersejarah di daerah tersebut. “Benin” dipilih karena merupakan istilah netral tanpa asosiasi langsung dengan kelompok etnis tertentu, dan mencerminkan lokasi negara di sepanjang Teluk Benin, sebuah nama yang telah digunakan selama berabad-abad dan sudah dikenal secara internasional.

Published November 02, 2024 • 8m to read