Fakta singkat tentang Sierra Leone:
- Populasi: Sekitar 8,9 juta jiwa.
- Ibu Kota: Freetown.
- Bahasa Resmi: Bahasa Inggris.
- Bahasa Lainnya: Krio (banyak digunakan), Temne, Mende, dan berbagai bahasa pribumi.
- Mata Uang: Leone Sierra Leone (SLL).
- Pemerintahan: Republik presidensial kesatuan.
- Agama Utama: Islam dan Kristen, dengan kepercayaan tradisional juga dipraktikkan.
- Geografis: Terletak di pantai barat Afrika, berbatasan dengan Guinea di utara dan timur, Liberia di tenggara, dan Samudra Atlantik di barat daya. Sierra Leone memiliki lanskap yang beragam, termasuk dataran pantai, pegunungan, dan hutan hujan.
Fakta 1: Freetown memiliki asal-usul yang terkait dengan sejarah perbudakan dan emansipasi
Freetown didirikan pada tahun 1787 oleh abolisionis Inggris sebagai pemukiman untuk budak yang dibebaskan. Nama “Freetown” mencerminkan tujuannya sebagai tempat perlindungan bagi orang Afrika yang dibebaskan, terutama mereka yang dibebaskan dari kapal budak Inggris atau kembali dari perbudakan di Amerika.
Pemerintah Inggris dan Sierra Leone Company, sebuah organisasi filantropis, membantu mendirikan koloni dengan tujuan memberikan rumah bagi mantan budak. Selama bertahun-tahun, Freetown menjadi tempat perlindungan simbolis bagi orang Afrika yang dibebaskan dan pusat kegiatan abolisionis.

Fakta 2: Bahasa Krio didasarkan pada bahasa Inggris dan bahasa lokal
Bahasa Krio di Sierra Leone didasarkan pada bahasa Inggris dan memiliki pengaruh dari berbagai bahasa Afrika, serta bahasa lain yang ditemui melalui perdagangan budak transatlantik. Krio berkembang sebagai bahasa kreol di antara keturunan budak yang dibebaskan yang menetap di Sierra Leone dari Amerika, Karibia, dan bagian lain Afrika pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Bahasa Inggris membentuk fondasi struktural Krio, tetapi bahasa ini menggabungkan kosakata, tata bahasa, dan ekspresi dari bahasa Afrika seperti Yoruba, Igbo, dan Wolof, serta pengaruh dari bahasa Portugis dan Prancis. Saat ini, Krio banyak digunakan di seluruh Sierra Leone dan berfungsi sebagai lingua franca, memungkinkan orang dari latar belakang etnis dan linguistik yang berbeda untuk berkomunikasi secara efektif. Diperkirakan lebih dari 90% penduduk Sierra Leone memahami Krio, menjadikannya bahasa pemersatu di negara dengan berbagai kelompok etnis dan bahasa.
Fakta 3: Ada suaka primata di Sierra Leone
Sierra Leone adalah rumah bagi Suaka Simpanse Tacugama, sebuah suaka primata terkenal yang terletak tepat di luar Freetown. Didirikan pada tahun 1995 oleh konservasionis Bala Amarasekaran, Tacugama berfokus pada penyelamatan, rehabilitasi, dan penyediaan lingkungan yang aman untuk simpanse yatim piatu dan terancam punah, banyak di antaranya menjadi korban perdagangan hewan peliharaan ilegal atau hilangnya habitat.
Tacugama juga memainkan peran penting dalam upaya konservasi, bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman yang dihadapi simpanse dan mengadvokasi perlindungan satwa liar di Sierra Leone. Selain menampung simpanse, suaka ini mengadakan program pendidikan lingkungan, mendukung masyarakat lokal, dan berkontribusi pada ekowisata.

Fakta 4: Setelah kemerdekaan, Sierra Leone tidak luput dari kudeta dan perang saudara
Tahun-tahun awal negara ini menyaksikan serangkaian kudeta dan perebutan kekuasaan, yang mencerminkan pola tantangan pasca kemerdekaan yang lebih luas di seluruh Afrika, di mana pemerintah yang baru terbentuk sering bergulat dengan konflik internal, ketegangan etnis, dan efek sisa dari pemerintahan kolonial.
Konflik paling parah di Sierra Leone adalah perang saudara yang dimulai pada tahun 1991 dan berlangsung hingga 2002. Perang ini dipicu oleh masalah seperti korupsi pemerintah, ketimpangan ekonomi, dan persaingan atas kontrol sumber daya berlian. Konflik ini ditandai dengan kekerasan ekstrem, termasuk kekejaman yang dilakukan oleh kelompok pemberontak seperti Revolutionary United Front (RUF), yang menggunakan kerja paksa untuk menambang berlian dan mendanai operasi mereka. Pada saat perang berakhir, diperkirakan 50.000 orang telah tewas, dan lebih dari dua juta telah mengungsi.
Fakta 5: Film Blood Diamond berlatar di Sierra Leone
Film Blood Diamond (2006) berlatar di Sierra Leone selama perang saudara yang brutal pada tahun 1990-an. Disutradarai oleh Edward Zwick, film ini berpusat pada perdagangan berlian konflik—berlian yang ditambang di zona perang dan dijual untuk membiayai konflik bersenjata, seringkali dengan mengorbankan penderitaan manusia. Cerita mengikuti seorang nelayan, seorang penyelundup, dan seorang jurnalis yang hidupnya saling terkait saat mereka menavigasi bahaya dan etika perdagangan berlian ilegal.
Meskipun Blood Diamond adalah cerita fiksi, film ini menyoroti masalah nyata yang dihadapi Sierra Leone selama perang, seperti kerja paksa, tentara anak, dan eksploitasi sumber daya berlian untuk mendanai kegiatan pemberontak.

Fakta 6: Di pulau Tiwai di Sierra Leone, hutan hujan kuno telah dilestarikan
Pulau Tiwai di Sierra Leone adalah rumah bagi hutan hujan kuno yang dilestarikan, menawarkan pandangan unik ke dalam salah satu ekosistem terkaya di Afrika Barat. Terletak di Sungai Moa di bagian tenggara negara, Pulau Tiwai adalah suaka margasatwa dan destinasi ekowisata yang melindungi area signifikan hutan hujan tua.
Pulau Tiwai dikenal karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa; pulau ini adalah rumah bagi lebih dari 700 spesies tanaman dan mendukung berbagai satwa liar, termasuk beberapa kepadatan primata tertinggi di wilayah tersebut. Di antara spesies primata yang ditemukan di sini adalah simpanse Barat yang terancam punah dan monyet Diana. Pulau ini juga menyediakan habitat untuk satwa liar lainnya, seperti kuda nil kerdil dan berbagai spesies burung, reptil, dan kupu-kupu, menjadikannya situs konservasi yang berharga.
Fakta 7: Salah satu atraksi utama di Freetown adalah pohon kapas
Pohon kapuk (Ceiba pentandra) yang masif ini terletak di jantung Freetown dan diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun.
Menurut tradisi, pohon ini menjadi simbol kebebasan ketika, pada tahun 1792, sekelompok mantan budak Afrika-Amerika yang telah dibebaskan dan dipindahkan dari Nova Scotia berkumpul di sekitarnya untuk bersyukur saat tiba di tempat yang kemudian menjadi Freetown. Pohon Kapas sejak itu menjadi simbol ketahanan dan pembebasan bagi penduduk Sierra Leone dan memiliki tempat yang dihormati dalam sejarah kota.
Catatan: Jika Anda berencana mengunjungi negara ini, periksa apakah Anda memerlukan Surat Izin Mengemudi Internasional di Sierra Leone untuk mengendarai mobil.

Fakta 8: Iklan cokelat Bounty yang terkenal di banyak negara difilmkan di Sierra Leone
Iklan cokelat Bounty yang terkenal dengan tagline “A taste of paradise” memang difilmkan di Sierra Leone. Iklan tersebut menampilkan pemandangan tropis yang indah yang membantu membangun citra Bounty sebagai kenikmatan tropis. Lanskap hijau dan pantai murni Sierra Leone memberikan latar belakang yang sempurna untuk citra eksotis seperti surga yang ingin disampaikan oleh merek tersebut.
Iklan tersebut berkontribusi pada persepsi internasional Sierra Leone sebagai destinasi tropis yang indah, meskipun pada saat itu, industri pariwisata negara tersebut belum berkembang.
Fakta 9: Nama negara ini berarti Pegunungan Singa
Nama ini diberikan oleh penjelajah Portugis Pedro de Sintra pada abad ke-15. Ketika ia pertama kali melihat semenanjung bergunung tempat Freetown sekarang berada, ia menamai wilayah tersebut “Serra Lyoa” (bahasa Portugis untuk “Pegunungan Singa Betina”) karena bentuk gunung yang kasar seperti singa atau mungkin suara guntur yang bergema di sekitar puncak, mengingatkan pada auman singa. Seiring waktu, nama tersebut berevolusi menjadi Sierra Leone dalam bahasa Inggris.

Fakta 10: Pernikahan anak baru-baru ini dilarang di sini
Sierra Leone baru-baru ini mengambil langkah untuk melarang pernikahan anak, meskipun praktik ini masih tetap menjadi masalah sosial yang signifikan. Pada tahun 2019, pemerintah memperkenalkan undang-undang yang bertujuan melindungi anak perempuan dari pernikahan dini, dengan penekanan khusus pada pendidikan. Larangan pernikahan anak merupakan bagian dari reformasi yang lebih luas setelah deklarasi oleh Presiden Julius Maada Bio bahwa pendidikan adalah prioritas nasional. Ia juga memperkuat larangan bagi anak perempuan hamil bersekolah, yang bertujuan mengatasi beberapa konsekuensi dari pernikahan dini dan kehamilan remaja.
Meskipun ada upaya ini, penegakan hukum tetap menantang, terutama di daerah pedesaan di mana adat tradisional dan tekanan sosial ekonomi masih menyebabkan pernikahan dini. Tingkat pernikahan anak di Sierra Leone tetap tinggi, dengan lebih dari 30% anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun.

Published November 03, 2024 • 7m to read