1. Beranda
  2.  / 
  3. Blog
  4.  / 
  5. 10 Fakta Menarik Tentang Republik Kongo
10 Fakta Menarik Tentang Republik Kongo

10 Fakta Menarik Tentang Republik Kongo

Fakta singkat tentang Kongo Brazzaville:

  • Populasi: Sekitar 6,3 juta orang.
  • Ibu Kota: Brazzaville.
  • Bahasa Resmi: Prancis.
  • Bahasa Lainnya: Lingala, Kikongo, dan berbagai bahasa pribumi.
  • Mata Uang: Franc CFA Afrika Tengah (XAF).
  • Pemerintahan: Republik presidensial kesatuan.
  • Agama Utama: Kristen (mayoritas Katolik Roma dan Protestan), dengan kepercayaan pribumi yang juga dipraktikkan.
  • Geografi: Terletak di Afrika Tengah, berbatasan dengan Gabon di barat, Kamerun di barat laut, Republik Afrika Tengah di utara, Republik Demokratik Kongo di timur dan selatan, serta Samudra Atlantik di barat daya. Negara ini memiliki campuran dataran pantai, sabana, dan hutan hujan.

Fakta 1: Ibu kota Republik Kongo dinamai untuk menghormati penjelajah Prancis

Ibu kota Republik Kongo, Brazzaville, dinamai menurut Pierre Savorgnan de Brazza, seorang penjelajah dan administrator kolonial Italia-Prancis yang memainkan peran penting dalam eksplorasi Afrika Tengah pada akhir abad ke-19. De Brazza terutama dikenal karena penentangannya terhadap perdagangan budak dan upayanya untuk membangun pengaruh Prancis di wilayah tersebut.

Dia mendirikan kota Brazzaville pada tahun 1880 selama ekspedisinya di sepanjang Sungai Kongo, dan kota itu dengan cepat menjadi pusat administrasi utama untuk kegiatan kolonial Prancis di daerah tersebut. Warisan De Brazza ditandai oleh upayanya untuk mengadvokasi kesejahteraan populasi lokal dan komitmennya untuk mengakhiri perdagangan budak, yang merajalela pada zamannya. Tindakannya menghasilkan pembentukan perjanjian-perjanjian yang bertujuan melindungi komunitas Afrika dari eksploitasi.

Prével EPOTACC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Fakta 2: Sungai Kongo, yang memberikan nama pada negara ini, adalah yang terpanjang kedua di Afrika

Membentang sekitar 4.700 kilometer (2.920 mil), sungai ini mengalir melalui beberapa negara, termasuk Republik Demokratik Kongo (RDK) dan Republik Kongo, sebelum bermuara ke Samudra Atlantik. Sungai ini merupakan jalur air vital untuk perdagangan dan transportasi di wilayah tersebut, berfungsi sebagai penopang hidup bagi banyak komunitas di sepanjang tepiannya.

Sungai Kongo tidak hanya terkenal karena panjangnya tetapi juga karena lembah sungainya yang sangat luas, yang merupakan lembah sungai terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 4 juta kilometer persegi (1,5 juta mil persegi). Sungai ini merupakan sumber tenaga hidroelektrik yang penting, dan Bendungan Inga di sungai tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan listrik dalam jumlah yang signifikan. Selain itu, Sungai Kongo adalah rumah bagi ekosistem yang beragam dan keanekaragaman hayati yang kaya, mendukung berbagai satwa liar, termasuk ikan, burung, dan bahkan lumba-lumba sungai.

Fakta 3: Ada dua situs Warisan UNESCO di Republik Kongo

Pertama, situs Warisan Dunia UNESCO adalah Sangha Trinational. Kawasan lindung ini, yang ditetapkan pada tahun 2012, membentang melintasi perbatasan Republik Kongo, Kamerun, dan Republik Afrika Tengah. Sangha Trinational terkenal karena hutan hujan tropisnya yang lebat, yang menampung keanekaragaman hayati yang luar biasa, termasuk spesies yang terancam punah seperti gajah hutan, gorila dataran rendah, dan simpanse. Konservasi situs ini sangat penting karena signifikansi ekologisnya dan banyaknya spesies endemik yang didukungnya.

Kedua, Taman Nasional Odzala-Kokoua di Republik Kongo secara resmi terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2023. Diakui karena keanekaragaman hayatinya yang kaya, taman ini terkenal karena keragaman ekosistemnya yang unik, yang meliputi hutan Kongo dan Guinea Bawah serta lanskap sabana. Penetapan ini mengakui perannya sebagai habitat penting bagi spesies seperti gajah hutan dan berbagai primata, termasuk gorila dataran rendah barat. Status baru taman ini seharusnya membantu menarik dukungan dan pendanaan lebih lanjut untuk upaya konservasi, meningkatkan daya tarik ekowisatanya serta pengakuan internasional.

Catatan: Saat merencanakan kunjungan ke negara ini, periksa apakah Anda memerlukan Izin Mengemudi Internasional di Republik Kongo untuk menyewa dan mengemudikan mobil.

Fakta 4: Setelah kemerdekaan, Republik Kongo adalah negara komunis pertama

Setelah memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960, Republik Kongo awalnya mengadopsi pemerintahan Marxis-Leninis di bawah kepemimpinan Presiden Fulbert Youlou. Pada tahun 1963, setelah kudeta, rezim sosialis yang lebih mapan mengambil alih kendali dengan bangkitnya Marien Ngouabi, yang menyatakan Republik Kongo sebagai Republik Rakyat pada tahun 1969. Ini menandai dimulainya era komunis, yang ditandai dengan pemerintahan satu partai dan kontrol negara atas ekonomi.

Namun, pada akhir 1980-an, ketika banyak negara di Afrika mulai beralih dari sistem satu partai, Republik Kongo mengikuti jejak yang sama. Pada tahun 1991, reformasi politik diterapkan yang memungkinkan pemilihan umum multi-partai dan kembali ke pemerintahan demokratis. Transisi ini tidak tanpa tantangan, karena negara ini mengalami ketidakstabilan politik dan konflik selama tahun 1990-an, termasuk perang saudara dari tahun 1997 hingga 1999.

Fakta 5: Republik Kongo menjadi dikenal karena subkultur La Sape-nya

Republik Kongo terkenal karena subkulturnya yang dikenal sebagai “La Sape,” yang merupakan singkatan dari “Société des Ambianceurs et des Personnes Élégantes.” Gerakan ini muncul pada akhir 1990-an dan berpusat pada perayaan mode dan keanggunan di antara para praktisinya, yang dikenal sebagai “Sapeurs.” La Sape dicirikan oleh penekanannya pada pakaian yang mencolok dan canggih, sering menampilkan setelan berwarna cerah, sepatu bergaya, dan aksesori yang khas.

Sapeurs menganggap mode sebagai bentuk ekspresi artistik dan identitas pribadi, sering menggunakan pakaian mereka untuk membuat pernyataan tentang kelas, status, dan individualitas. Meskipun menghadapi tantangan sosio-ekonomi di negara ini, Sapeurs sangat bangga dengan penampilan mereka dan menunjukkan kreativitas dalam pilihan fashion mereka.

Jean-Luc DalembertCC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Fakta 6: Ekspor Republik Kongo berbasis pada minyak

Ekonomi Republik Kongo sangat bergantung pada ekspor minyak, yang merupakan bagian signifikan dari pendapatan negara. Produksi minyak dimulai pada awal 1970-an, dan sejak itu, minyak telah menjadi tulang punggung ekonomi Kongo, menyumbang hampir 90% dari total ekspor. Republik Kongo adalah salah satu produsen minyak terbesar di Afrika, dengan tingkat produksi harian yang biasanya melebihi 300.000 barel. Ketergantungan pada minyak ini membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga minyak global, mempengaruhi pendapatan pemerintah dan stabilitas ekonomi.

Selain minyak, Republik Kongo juga mengekspor kayu, mineral, dan produk pertanian, tetapi sektor-sektor ini berkontribusi jauh lebih kecil terhadap ekonomi secara keseluruhan.

Fakta 7: Hutan menutupi lebih dari 60% negara, tetapi luasnya terus menyusut

Hutan di Republik Kongo menutupi lebih dari 60% luas daratan negara, menjadikannya salah satu negara paling berhutan di Afrika. Hutan hujan tropis ini kaya akan keanekaragaman hayati dan memainkan peran penting dalam ekosistem global, berfungsi sebagai penyerap karbon dan habitat bagi banyak spesies. Lembah Kongo, di mana Republik Kongo berada, adalah hutan hujan terbesar kedua di dunia setelah Amazon, dan merupakan rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk spesies yang terancam punah seperti gorila dan gajah.

Namun, wilayah berhutan semakin terancam oleh deforestasi akibat penebangan, ekspansi pertanian, dan pembangunan infrastruktur. Praktik penebangan ilegal dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan berkontribusi signifikan terhadap hilangnya hutan. Antara tahun 2000 dan 2018, negara ini kehilangan sekitar 2,3 juta hektar hutan, yang menimbulkan kekhawatiran lingkungan yang serius, termasuk hilangnya habitat, penurunan keanekaragaman hayati, dan peningkatan emisi karbon.

Fakta 8: Meskipun demikian, Republik Kongo adalah salah satu destinasi terbaik untuk ekowisata

Republik Kongo diakui sebagai salah satu destinasi ekowisata utama di Afrika, sebagian besar karena keanekaragaman hayatinya yang kaya, hutan hujan yang masih asli, dan satwa liar yang unik. Ekowisata di Republik Kongo berfokus pada praktik berkelanjutan yang menguntungkan baik lingkungan maupun komunitas lokal. Wisatawan dapat terlibat dalam kegiatan seperti pengamatan satwa liar terpandu, pengamatan burung, dan menjelajahi jaringan sungai dan jalur yang luas yang melintasi lanskap yang subur. Pengalaman budaya unik yang ditawarkan oleh komunitas lokal, termasuk musik dan kerajinan tradisional, semakin meningkatkan pengalaman ekowisata.

Fakta 9: Seiring dengan iman Kristen terdapat banyak kepercayaan dan tradisi magis

Di Republik Kongo, interaksi antara Kekristenan dan kepercayaan pribumi menciptakan lanskap budaya yang unik yang kaya akan tradisi dan praktik. Meskipun Kekristenan telah menjadi agama yang dominan sejak kedatangan misionaris Eropa pada abad ke-19, banyak orang Kongo masih menganut berbagai kepercayaan magis dan praktik tradisional. Sistem kepercayaan pribumi ini sering berdampingan dengan Kekristenan, yang mengarah pada sinkretisme yang menggabungkan elemen dari keduanya.

Kepercayaan tradisional sering melibatkan pemujaan terhadap leluhur, roh, dan kekuatan alam. Ritual dan upacara yang bertujuan menenangkan roh-roh ini atau mencari bimbingan mereka adalah hal yang umum, dan mereka memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, penggunaan jimat, amulet, dan ritual untuk memohon perlindungan, penyembuhan, atau keberuntungan sangat lazim. Banyak orang berkonsultasi dengan penyembuh tradisional, yang dikenal sebagai “nganga,” yang menggunakan ramuan, ritual, dan wawasan spiritual untuk menangani masalah kesehatan atau masalah pribadi.

Paul Kagame, (CC BY-NC-ND 2.0)

Fakta 10: Ibu kota Republik Kongo dan RDK sangat berdekatan

Ibu kota Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo (RDK) berada dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain, terletak hanya berseberangan Sungai Kongo satu sama lain. Ibu kota Republik Kongo adalah Brazzaville, sedangkan ibu kota RDK adalah Kinshasa. Oleh karena itu, nama ibu kota mereka, Kongo Brazzaville dan Kongo Kinshasa, digunakan untuk membedakan kedua Kongo tersebut.

Daftar
Silakan ketik email Anda di kolom di bawah ini dan klik "Berlangganan"
Berlangganan dan dapatkan petunjuk lengkap tentang cara memperoleh dan menggunakan SIM Internasional, serta saran untuk pengemudi di luar negeri